IHKLAS, TABAH, dan MAAF

A.IHKLAS

Salah satu akhlak tertinggi di dalam agama Islam adalah IKHLAS. Lawannya, PAMRIH. Kenapa Islam mengajarkan keikhlasan? Karena, Allah menghendaki umat Islam menjalani agamanya ‘tanpa pamrih’. Semua aktivitas hidupnya dilakukan lillahi ta’ala ~ ‘karena Allah semata’.

Bersyahadatnya, karena Allah. Shalatnya, karena Allah. Puasanya karena Allah. Zakatnya karena Allah. Dan hajinya pun karena Allah. Demikian pula ketika menolong orang, menuntut ilmu, bekerja, menjadi pejabat, menjadi ustadz dan ustadzah, menjadi hakim, jaksa, polisi, profesional, dan apa pun aktivitasnya, semua dijadikan sebagai proses belajar IKHLAS dalam mengagungkan Allah semata.

Lantas, bagaimanakah membedakan ibadah yang ikhlas dan ibadah yang penuh pamrih? Pada dasarnya: Orang yang ikhlas, menjalankan agama KARENA ALLAH semata. Sedangkan orang yang pamrih, melakukan ibadah karena ingin memperoleh sesuatu untuk keuntungan DIRINYA. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

  1. Orang yang ikhlas meniatkan shalatnya karena Allah semata, persis seperti doa iftitah yang dibacanya: ’’inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi rabbil alamin ~ sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah semata.’’ Sedangkan orang yang pamrih, meniatkan shalatnya untuk mengejar pahala 1x, 27x, 1000x, dan 100.000x. Ada juga yang melakukan shalat Dhuha karena ingin memperbanyak rezeki. Atau shalat tahajud agar punya karomah. Dan lain sebagainya.
  2. Orang yang ikhlas, menjalankan puasanya karena taat kepada Allah semata. Karena dengan puasa itu ia akan menjadi jiwa yang lebih suci, sehingga lebih mudah mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan yang pamrih, melakukan puasa karena tujuan-tujuan yang selain mendekatkan diri kepada Allah. Misalnya, ada orang berpuasa agar lulus ujian, agar mendapat jodoh, agar langsing, agar sehat, agar sakti, dlsb. Padahal, semua itu hanya ’dampak’ saja dari ibadah puasa. Tidak usah dipikirkan dan apalagi dijadikan tujuan. Kalau puasanya ’karena Allah’ semata, PASTI semua dampak positip itu akan datang dengan sendirinya.
  3. Orang ikhlas menunaikan zakat dan shodaqohnya karena ingin menolong orang lain, meniru Sifat Allah yang Maha Pemurah. Tetapi, orang yang pamrih mengeluarkan zakat dan sedekah karena ingin dipuji orang, untuk memunculkan rasa bangga di dalam hatinya karena bisa menolong orang, atau yang lebih parah lagi adalah berharap balasan pahala sampai 700 kali dari nominal yang dikeluarkannya. Jadi, ketika dia mengeluarkan uang Rp 1 juta, yang ada di benaknya adalah berharap mendapat BALASAN Rp 700 juta. Berdagang dengan Allah..!
  4. Orang ikhlas menunaikan haji dan umrohnya, karena ingin memperoleh pelajaran berkorban, bersabar, keikhlasan, dan ketaatan, dalam mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan yang pamrih, ingin sekedar BERDARMA WISATA, meskipun diembel-embeli dengan kata RUHANI. Bahkan saat haji banyak orang yang meniatkan hajinya sekedar pada titel HAJI, atau penampilan berkopiah haji, panggilan ’Wak Haji’, dan kemudian membeli sertifikat haji dengan mengubah namanya. Dia berhaji bukan karena Allah, tetapi karena segala macam tujuan selain Allah.
  5. Orang ikhlas mengorientasikan seluruh ibadahnya untuk MENCINTAI ALLAH, dan merendahkan ego serendah-rendahnya sebagai manifestasi syahadatnya: laa ilaaha illallah ~ tiada Tuhan selain Allah. Tetapi orang-orang yang pamrih mengorientasikan ibadahnya untuk mengejar SURGA, sehingga tanpa terasa ia meninggikan egonya, dan mengesampingkan Allah sebagai fokus ibadahnya. Allah bukan tujuan hidupnya. Tuhannya sebenarnya bukanlah Allah, melainkan Surga. Karena, ternyata, imajinasi kebahagiaanya bukan saat dekat dengan Allah, melainkan berada di dalam surga. Yang demikian ini, justru tidak akan mengantarkannya ke surga. Karena surga itu hanya disediakan bagi orang-orang yang mengarahkan seluruh kecintaannya hanya kepada Allah semata. Dan itu tecermin dalam doanya: Allahumma antasalam, waminka salam ... ~ Ya Allah, Engkaulah Kebahagiaan dan Kedamaian Sejati, dan dari-Mu-lah bersumber segala kabahagiaan ...

Maka, kawan-kawan, marilah kita belajar menjalani seluruh aktivitas kehidupan kita ini dengan IKHLAS. Bukan ikhlas yang diikhlas-ikhlaskan, atau terpaksa ikhlas, melainkan IKHLAS yang dilambari oleh KEPAHAMAN tentang substansi apa yang akan kita lakukan. Semakin paham Anda terhadap apa yang akan Anda lakukan, semakin ikhlas pula anda menjalaninya. Sebaliknya, semakin tidak paham, maka semakin tidak ikhlas pula hati Anda dalam menjalaninya. Terpaksa Ikhlas, karena takut masuk neraka dan tidak memperoleh surga...

Betapa sayangnya, di dunia merasa tersiksa karena TERPAKSA mengikhlaskan ibadahnya, sedangkan di akhirat juga tidak memperoleh buah perbuatannya, karena ia tidak mendasarkan ibadahnya lillahi ta’ala. Surga yang digambarkan sebagai taman-taman yang indah dengan mata air-mata air itu tidak memberikan dampak kenikmatan baginya, karena sesungguhnya keindahan itu dikarenakan KECINTAAN kepada Sang Maha Indah. Mirip dengan orang yang menginap di hotel bintang lima, tetapi hatinya tidak bisa menikmati dikarenakan ia datang kesana dengan TERPAKSA ...

QS. Yunus (10): 105
Dan HADAPKAN-lah wajahmu (orientasi hidupmu) kepada agama dengan TULUS dan IKHLAS dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik (menduakan Allah sebagai tujuan hidup).



QS. Al A’raaf (7): 29
... Dan LURUSKANLAH wajahmu di setiap shalat dan sembahlah ALLAH dengan MENGIKHLASKAN ketaatanmu kepada-Nya...

QS. An Nisaa’ (4): 125
Dan siapakah yang LEBIH BAIK agamanya daripada orang yang IKHLAS menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun MENGERJAKAN kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim (dan orang-orang yang mengikuti ajarannya) menjadi KESAYANGAN Allah.



































B.TABAH

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)

Berbagai musibah itu adalah batu ujian, untuk menentukan siapa di antara hamba-Nya yang benar dan yang tidak benar. Allah SWT berfirman:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut: 2)

Tabah dan tawakal adalah kunci menghadapi semua itu. Didalam Al Qur’an terdapat salah atu do’a untuk memohon ketabahan dan khusnul khotimah sebagaimana dalam Q.S Al A’raaf ayat 126 :
Hidup ini selalu diisi dengan berbagai ujian, Dan ketabahan selalu menjadi menu wajib yang harus dimiliki. Kami harap kata-kata mutiara berikut ini dapat menjadikan anda pribadi yang tabah menghadapi segala tantangan hidup anda.
Hidup ini selalu diisi dengan berbagai ujian, Dan ketabahan selalu menjadi menu wajib yang harus dimiliki. Kami harap kata-kata mutiara berikut ini dapat menjadikan anda pribadi yang tabah menghadapi segala tantangan hidup anda. 
v  berdirilah layaknya batu karang yang tabah menghadapi sebesar dan sesering apapun ombak yang akan menerjang.
v  Tabahlah menghadapi musibah yang datang menghampiri. Karena tak ada musibah yang kekal. Sesaat setelah ia datang, tanda-tanda musim bahagia akan bermunculan.
v  bekerjalah dengan penuh ketabahan dan kegigihan. Dengan demikian anda akan melihat buah yang manis dari pekerjaan anda.




v  ujian-ujian hidup akan terus berdatangan hingga kita menjadi pribadi yang tabah. Ujian akan berdatangan hingga kita menjadi pribadi yang hebat.


v  tubuh anda mungkin tak kuat menghadapi musibah itu. tapi jika diisi dengan jiwa yang kuat, ia   mampu mengatasi musibah yang jauh lebih besar dari musibah tadi.
v  hidup tak pernah menjadi indah, jika kita tidak memiliki ketabahan. Dan hidup akan selalu menjadi indah jika kita memiliki ketabahan.
v  Ketabahan tidak didapat secara tiba-tiba. Tapi ia dilatih secara perlahan dan bertahap. Setiap lika-liku kehidupan akan mengasah ketabahan kita dalam menjalani kehidupan.
v  Ketabahan adalah kekuatan. Kekuatan yang mampu menghalau segala macam musibah, segala macam kesulitan, dan segala macam tekanan. Ketabahan akan membimbing anda melewati
v  Sabar akan membuatmu tetap tabah. Dan sabar akan menuntunmu pada akhir cerita yang indah
v  ketabahan adalah tanda-tanda bahwa kita memiliki kualitas yang diperlukan untuk menjadi orang sukses.
v  Setiap orang hebat pasti mengerti arti ketabahan. Karena mereka tak akan menjadi hebat jika tak memiliki ketabahan.
v  tanpa ketabahan kita hanya mampu mengerjakan hal-hal kecil dan mudah. Jika kita ingin mampu menyelesaikan hal besar, maka terlebih dahulu anda harus belajar untuk tabah.
v  Seorang ibu memiliki ketabahan luar biasa dalam membesarkan anak-anaknya. Dan seorang anak harus meneladani ketabahan ibunya dalam membesarkan kehidupannya dan kehidupan orang.
v  Setiap musibah yang anda rasakan akan menjadikan anda lebih tabah. Dan ketabahan yang dihasilkan musibah besar, tak akan mampu digoyahkan oleh ribuan masalah-masalah kecil.
v  ketabahan air untuk terus menetes, dapat melubangi sebuah batu. Ketabahan anda dalam belajar dan berlatih, mampu membuat anda seorang juara. Dan ketabahan anda menghadapi masalah, akan menjadikan anda tak terkalahkan.
v  jika anda mampu merenungi setiap Musibah dengan jernih. Maka anda akan berdiri tabah menghadapi sebesar apapun masalah yang akan datang.
v   jika kita mau membandingkan ketabahan manusia dengan ketabahan hewan. Maka kita akan malu menjadi manusia.

C. MAAF
http://yosbeda.com/wp-content/uploads/2009/12/maaf.jpg


Maaf adalah ungkapan permintaan atau permohonan ampun ataupun penyesalan karena suatu kesalahan. Meminta maaf berarti memberi ampunan atas kesalahan tersebut dan tidak menganggap lagi kesalahan tersebut. Kata maaf sering kita dengar terutama ketika menjelang hari raya idul fitri. Tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan salah. Sebab manusia yang baik bukanlah mereka yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi manusia yang baik adalah mereka yang dapat mengakui kesalahannya dan berani bertaubat kepada Allah.

Terkadang sulit bagi kita untuk memaafkan kesalahan orang lain, terutama kesalahan itu adalah kesalahan yang besar. Tapi jika kita bisa melakukannya, secara tidak langsung kita telah menghapus rasa dendam dan permusuhan. Maaf sebuah kata yang simpel memang, namun bernilai mulia dan luhur. Karenanya dibutuhkan keberanian dan kesungguhan untuk meminta maaf dan hati yang besar untuk memberi maaf. Meskipun hanya 4 huruf, namun untuk memberikan maaf yang tulus itu jauh lebih sulit dibanding mengatakannya.Jika kita memberi maaf kepada orang lain, lakukanlah dengan tulus tanpa syarat.

Salah satu penyebab sulitnya untuk meminta maaf adalah rasa gengsi. Rasa gengsi yang muncul dari status sosial. Biasanya seorang atasan secara psikologis akansulit untuk memaafkan kepada bawahannya. Orang kaya terkadang sulit meminta maaf kepada mereka yang miskin. Para pemimpin terkadang sulit untuk meminta maaf kepada rakyatnya. Rasa gengsi dari status sosial itulah yang menimbulkan beratnya untuk meminta maaf.

Namun harus kita sadari, kita diwajibkan untuk memaafkan kesalahan orang lain, baik itu diminta ataupun tidak. Baik orang yang bersalah itu meminta maaf ataupun tidak. Karena orang yang tidak mau memberi maaf adalah mereka yang sombong. Sebab Allah yang kekuasaan-Nya tidak terbatas pun mau memaafkan hamba-Nya yang mau meminta maaf kepada-Nya. 
"Barangsiapa yang memafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas tanggungan Allah"
(QS: AsySyura: 40)

Al-Quran pun menganjurkan kita untuk memberi maaf (memaafkan), bukan meminta maaf. Karena sekali lagi, memaafkan lebih mulia dibandingkan meminta maaf. Dan jika kita sudah berusaha dan berani mengucapkan kata "maaf" dengan tulus, jangan terlalu berharap untuk langsung diberi maaf oleh yang diminta, sebab kita berada di posisi peminta. Jadi apapun hasilnya terserah yang diminta. Apakah dia mau memaafkan kita ataupun tidak. Dan kita jangan marah tersulut emosi jika kita belum dimaafkan. Maafkanlah kesalahan orang lain dengan tulus dan lakukan dengan sungguh-sungguh. Biarkanlah Allah yang menilainya, sebab Dia Maha Mengetahui.

















Tugas Makalah Agama ISLAM
IHKLAS, TABAH dan MAAF




http://ajaantony.files.wordpress.com/2014/04/martadinata1.jpg




disusun oleh :
CINTA HANNA PUTRI
Kelas : VII5





SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YAYASAN PERGURUAN  LAKSAMANA MARTADINATA MEDAN
T.A 2014-2015



Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh teks deskripsi sugesti dan eksplanatoris